Jumat, 04 November 2011

Sisi Humanis Jenghis Khan

Jenhghis Khan, ketika mendengar namanya hampir semua orang langsung berfikiran negatif tentangnya, Namun banyak sisi humanis Jenghis Khan yang ditulis pada buku-buku sejarah atau artikel tentangnya.

Jenghis Khan dilahirkan dengan nama Temüjin sekitar tahun 1162 dan 1167, anak sulung Yesügei, ketua suku Kiyad (Kiyan). Sedangkan nama keluarga dari Yesügei adalah Borjigin (Borjigid). Temujin dinamakan seperti nama ketua musuh yang ditewaskan ayahnya.

Temujin lahir di daerah pegunungan Burhan Haldun, dekat dengan sungai Onon dan Herlen. Ibu Temujin, Holun, berasal dari suku Olkhunut. Kehidupan mereka berpindah-pindah layaknya seperti penduduk Turki di Asia Tengah. Saat Berumur 9 tahun, Temujin dikirimkan keluar dari sukunya karena ia akan jodohkan kepada Borte, putri dari suku Onggirat. Ayah Temujin, Yesugei meninggal karena diracuni suku Tartar tepat pada saat ia pulang setelah mengantar Temujin ke suku Onggirat.

Ia bersama sahabatnya Yamuka slalu bersam dalam berperang, namun akibat perbedaan prinsip persaudaraan Temujin dan Yamuka pun runtuh, Temujin dikalahkan oleh sahabatnya sendiri disuatu pertempuran yg mengakibatkan ia kehilangan panglima-panglima terhebatnya. Sejak saat itu ia berjanji tidak akan kalah dalam pertmpuran berikutnya. Temujin pun membangun korps pelatihan tentara modern dan akhirnya behasil mengalahkan Yamuka di tahun 1204.

Sisi humanis jenghis Khan mulai telihat ketika Yamuka menyerah untuk dieksekusi, namun ia malah mengampuninya dan menawarkan jabatan tinggi pada mantan sahabatnya itu, tetapi Yamuka menolaknya dan meminta untuk dieksekusi.

Pada tahun 1206 dia dinobatkan sebagai raja Mongol dengan nama Jenghis Khan. demi memperluas wilayahnya ia dan 50.000 tentaranya berhasil menguasai jantung negri China yaitu Beijing pada tahun 1215 dan menguasai Persia pada tahun 1218, dengan demikian luas kerajaanya merupakan yang terbesar di dunia. Kejeniusanya banyak menciptakan kemajuan bagi dunia seperti menerapkan sistem administrasi kenegaraan, ia juga membakukan sistem menulis bagi bangsanya, serta memberikan pangkat berdasarkan jasa.
Sifatnya yang tegas, Disiplin, cerdas, sederhana, visionerlah yang membuat sejarahnya abadi hingga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar