Kamis, 03 November 2011

Misteri Tabut Perjanjian


Misteri Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian dianggap oleh beberapa pihak sebagai yang terbesar dari semua harta tersembunyi dan penemuannya akan memberikan kebenaran bahwa Perjanjian Lama adalah kenyataan proses penyelamatan manusia. Benda bersejarah sekaligus benda misterius ini tetap menjadi tujuan dari setiap arkeolog modern dalam petualangannya. Tabut Perjanjian ini berisi sepuluh perintah yang ditulis di atas lempengan batu oleh Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai.

Menurut Kitab Keluaran, Tabut ini terbuat dari kayu Sitim (mirip dengan akasia) dan ditutupi emas pada bagian luar dan pada tutup tabut pendamaian terdapat dua malaikat yang juga terbuat dari emas. Tabut Perjanjian diyakini memiliki kekuatan gaib karena dalam beberapa kejadian unik, termasuk menyebabkan kematian seorang pria. Ada beberapa spekulasi sekitar tempat penyimpanan terakhir dari Tabut Perjanjian, dan karena masih sebuah misteri, akan membutuhkan orang yang berani atau bahkan nekat untuk membukanya.

Di Dalam Alkitab

Tabut ini pertama kali disebutkan dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama/Taurat dalam Kitab Keluaran, dan kemudian banyak kali dalam: Ulangan, Yosua, Hakim, I Samuel, II Samuel, Raja-raja I, I Tawarikh, II Tawarikh, Mazmur dan Yeremia . Dalam Kitab Yeremia, adalah direferensikan oleh Yeremia, yang berbicara pada zaman Yosia (Yer. 3:16), menubuatkan keadaan waktu mendatang ketika Tabut tidak dipatuhi atau tidak dilakukan lagi. Dalam Perjanjian Baru, Tabut ini disebutkan dalam Surat Ibrani dan Wahyu kepada Yohanes.

Ibrani 9:04 menyatakan bahwa Tabut berisi “the golden pot that had manna, and Aaron’s rod that budded, and the tablets of the covenant.” Wahyu 11:19 mengatakan bahwa Yohanes melihat Bait Suci Allah di surga terbuka, “dan tabut perjanjian-Nya terlihat dalam bait-Nya.” Sejumlah penulis Roma Katolik menghubungkan ayat ini dengan Perempuan dari dalam Kitab Wahyu 12:1, yang berada pada bagian selanjutnya, dan berpendapat bahwa Santa Perawan Maria adalah “Tabut Perjanjian Baru”.

Di dalam Al Qur’an

Dalam pasal 2 (Ayat 248), Bani Israel, pada saat Samuel dan Saul, diberi kembali ‘Tabut E Sakina’ (peti mati dari Shekhinah) yang berisi sisa-sisa rumah tangga Musa dan Harun yang dibawa oleh malaikat yang menetapkan perdamaian dan ketenangan bagi mereka dari Tuhan mereka. Hal ini disebutkan di tengah narasi bahwa Saul dipilih menjadi raja

Al Qur’an menyebutkan:

Dan (selanjutnya) Nabi mereka berkata kepada mereka: “Dalam sebuah daftar perintah akan datang kepadamu Tabut perjanjian, dengan (suatu jaminan) di dalamnya yaitu keamanan (Sakina) dari Tuhanmu, dan peninggalan yang ditinggalkan oleh keluarga Musa dan keluarga Harun, dibawa oleh malaikat. Dalam hal ini merupakan simbol bagimu, jika kamu memang memiliki iman. (Al Qur’an 2:248)

Seorang sarjana Islam Al Baidawi menyebutkan bahwa Sakina bisa saja Taurat Kitab Musa. Menurut Al-Jalalan, peninggalan di dalam Tabut adalah fragmen dari dua lempeng batu, tongkat kecil, jubah, sepatu, mitres Musa dan vas Manna. Al-Tha’alibi, dalam Qisas Al-Anbiya (Cerita para nabi), telah memberikan sejarah awal dan akhir dari Ark of the Covenant

Menurut kebanyakan ulama Muslim, Tabut Perjanjian memiliki dasar agama dalam Islam, dan Islam memberi makna khusus. Sekte Muslim Syiah percaya bahwa hal itu akan ditemukan oleh Mahdi di dekat akhir zaman dari Danau Tiberias.

Versi Southern Africa

Orang-orang Lemba Afrika Selatan dan Zimbabwe telah mengklaim bahwa nenek moyang mereka membawa Tabut kea rah selatan, menyebutnya lungundu ngoma atau “suara Tuhan”, akhirnya tersimpan di sebuah gua yang dalam di pegunungan Dumghe, rumah spiritual mereka.

Pada tanggal 14 April 2008, dalam siaran dokumenter Channel 4 Inggris, Tudor Parfitt, mengambil pendekatan literalis dengan cerita Alkitab, menggambarkan penelitian dalam pernyataan ini. Dia mengatakan bahwa obyek yang digambarkan oleh Orang-orang Lemba memiliki atribut mirip dengan Tabut Perjanjian dengan ukuran hampir sama, tidak diizinkan untuk menyentuh tanah, dihormati sebagai suara Allah mereka, dan digunakan sebagai senjata kekuatan besar untuk menyapu musuh dari segala arah.

Tabut perjanjian begitu erat hubungannya dengan pembangunan kembali bait suci bangsa Israel yang ke-3, masalahnya apakah tabut suci itu masih ada ??, jika tidak ada tentunya tidak mungkin ada pembangunann bait suci ke-3 Bangsa Israel pemuja YHWH. Ok berarti kita sepakat dulu kalau tabut perjanjian itu masih ada sampai hari ini. Masalahnya adalah ADA DIMANA ??


Tabut perjanjian sekarang SUDAH berada di negara Israel, pada tahun 1991 secara mengejutkan pemerintah Israel mencairkan dana sekitar 100 juta US$ untuk mengangkut sekitar 10.000 orang Yahudi Ethiopia atau biasa disebut black jews. Kenapa saya sebut-sebut Yahudi Ethiopia, ada apa dengan Ethiopia. Apakah tabut perjanjian YHWH ada disana ? bagaimana bisa ? bukankah pada Bait suci salomo sudah dihancurkan dan bangsa Israel di buang ke Babel. Dan banyak penelitian kalau sudah tidak ada lagi yang bisa ditemukan dari reruntuhan bait suci tersebut.


Nah ini dia kepingan puzzle yang perlu kita lihat dan selaraskan.

-Keturunan Ham

-Ratu Syeba

-Raja Salomo

-Raja Menelik I


Ham, adalah keturunan Nuh. Sem adalah si sulung, kemudian Yafet dan kemudian Ham sebagai si bungsu. Sem adalah Bapak dari mayoritas orang-orang kulit kuning (asia). Yafet kulit putih(eropa) dan Ham kulit hitam (afrika). Negara Afrika adalah negara budak pada masa imperialisme dan kolonialisme. Bisa jadi ini karena kutuk Nuh kepada Ham, karena Ham melihat Nuh telanjang dan mulutnya langsung"ember".(baca kejadian 9)


Syeba, adalah suatu negri. Dikatakan dalam kitab I Raja-Raja kalau Salomo didatangi oleh Ratu negri Syeba. Bangsa Syeba ini adalah keturunan langsung dari Raema yang merupakan keturunan dari Ham (baca kejadian 10). Salomo memiliki 700 istri dan 300 gundik, pernahkah anda tahu nama salah satu istrinya?? tidak. Hanya Ratu Syeba yang pernah secara jelas dinyatakan sebagai istri dari seorang Raja Salomo.


Menelik I, siapakah Menelik ? Menelik adalah Pangeran negri Syeba pengganti dari Ratu Syeba. Menelik adalah buah hati Ratu Syeba dan Raja Salomo. Pengikut dan keutrunan dari Menelik inilah yang disebut sebagai orang Etiopia Yahudi. Orang Yahudi hitam keling pemuja YHWH. Menelik tumbuh besar dengan didikan ala Salomo, sebelum Salomo jatuh dalam penyembahan berhala. Karena Ratu Syeba meninggal, maka Menelik menjadi pewaris tahta dari Ratu Syeba.


Berdasarkan kitab sejarah resmi dari negara Etiopia yang lebih dikenal dengan nama "Glory of Kings" (Kebra-Nagast) disitu tercantum apa yg telah terjadi dengan tabut perjanjian tersebut. Ketika Ratu dari Syeba meninggal dunia Pangeran Menelik I pada saat itu sudah berusia 19 th. Ia berhasrat meninggalkan Yerusalem untuk kembali kenegara Ibunya untuk diangkat menjadi raja disana.


Sebelum ia berangkat, Raja Salomo telah memerintahkan para tukangnya untuk membuatkan duplikat dari Tabut Suci yang akan dihadiahkan kepada Pangeran Menelik I, sebab ia adalah putera dari istri kesayangannya - Ratu dari Syeba. Maklumlah Pangeran Menelik I telah dididik oleh Raja Salomo untuk percaya dan taat kepada Tuhan Allah.
Holy Tabernacle

Pada saat pesta perpisahan Pangeran Menelik I membunuh para imam penjaga Tabut Suci dengan minuman anggur yang sudah dicampur dengan racun. Dan ia membawa Tabut Suci yang asli ke Aksum (Etiopia) beserta para imam yang benar-benar taat kepada Tuhan Allah, karena ia melihat para istri dari Raja Salomo semuanya sudah tidak percaya kepada Tuhan Allah lagi, mereka semuanya sudah menjadi murtad dan berdosa terhadap Tuhan Allah, oleh sebab itulah Tabut Suci nya dicuri dan dibawa oleh dia kenegaranya. Sedangkan copy dari Tabut Suci yang seyogianya untuk dia, ditinggal olehnya di dalam bait suci.


Para imam di dalam bait suci tidak bisa membedakan antara yang asli dan dan copy-annya. Pangeran Menelik I berangkat membawa Tabut Suci tersebut dengan catatan akan dikembalikan kembali ke Yerusalem pada saat bangsa Yahudi sudah tidak murtad lagi terhadap Tuhan Allah, ternyata sampai dengan 3000 tahun kemudian hal ini belum terjadi.


Para Imam Israel dan Pangeran Menelik I menamakan dirinya sebagai "Betha Israel" dan sekarang mereka lebih dikenal sebagai suku Falasha. Keturunan dari Pangeran Menelik I memerintah negara Etiophia sehingga wafatnya Kaiser Heila Selassie di th 1975.


Mungkin anda tidak percaya bahwa sudah dari dahulu banyak sekali penganut agama Yahudi di negara Etiopia, bahkan ini tercantum di Alkitab Perjanjian Baru (Kis 8: 27) Pada waktu itu ada seorang pegawai istana Etiopia yang sedang dalam perjalanan pulang ke negerinya. Orang itu seorang pegawai tinggi yang bertanggung jawab atas semua kekayaan Kandake, ratu negeri Etiopia. Orang itu telah pergi ke Yerusalem untuk berbakti kepada Allah dan sekarang sedang kembali dengan keretanya. Sementara duduk di dalam kendaraannya itu ia membaca Buku Nabi Yesaya.


Bangsa Israel sebenarnya sudah mengetahui hal ini bahkan pernah di muat di majalah B'nai B'rith Messenger, bahkan Anda bisa membaca di Encyclopedia Britannica satu artikel: It (Aksum-Aduwa) contains the ancient church where according to tradition, the Tabot, or Ark of the Convenant brought from Jerusalem by the son of Salomon and the Queen of Sheba, was deposited and is still supposed to rest.


Bahkan sudah tercantum di dalam Alkitab bahwa pada suatu saat Tabut Allah akan dibawa kembali dari negara Etiopia ke Yerusalem (Yesaya 18,1,7)


Sebelum diangkut ke Yerusalem tahun, ternyata tabut suci tersebut ada di Aksum - kota bagian utara dari Etiopia. Tabut tersebut sudah disimpan disana sejak sekitar 3.000 th yang lampau, sejak kerajaan Salomo. Disimpan di dalam satu tempat rahasia, di dalam gua dibawah tanah dari gereja "Zion of Mary". Gua tersebut dijaga dengan ketat oleh para imam dari keturunan raja Israel.

Gereja St Mary Zion-AXUM

Tabut tersebut di simpan di dalam ruangan yang di kelilingi oleh tujuh tembok. Hanya ruangan dari tembok pertama sampai dengan ke empat bisa digunakan untuk berdoa oleh para imam disana. Dan untuk ruangan ke lima maupun ke enam hanya boleh dimasuki oleh para tetua imam saja. Sedangkan yg boleh masuk keruangan paling dalam atau ruangan ketujuh dimana tabut tersebut disimpan, hanya seorang imam pilihan saja, yakni yang menjadi penjaga dari tabut suci tersebut.


Imam penjaga tabut, tidak diperkenankan keluar dari gua tersebut, bahkan ia hanya diperbolehkan keluar sampai dengan keruangan ke enam saja, untuk mengambil makanan/minuman yg dibawakan oleh imam tetua lainnya. Ia harus tinggal diruangan tersebut selama hidupnya, bahkan ia harus puasa dan berdoa selama 225 hari dalam setahun. Apabila ia mati maka ia akan digantikan oleh imam pilihan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar