Memang, rocker-rocker top di belantara musik keras itu tidak tergeletak menyabung nyawa ketika manggung. Penyebab kematian mereka beragam. Mulai kecelakaan mobil, over dosis narkoba, sampai yang lebih mengenaskan: bunuh diri.
Hanya saja, satu yang pasti dan seolah jadi takdir bersama, yaitu para rocker legendaris itu menghembuskan napas terakhirnya di usia muda. Yang menarik dan menarik sekaligus misterius, ajal menjemput mereka ketika usia memasuki hitungan ke-27!
Bagi komunitas musik rock, tentu masih lekat dalam ingatan kisah tragis para rocker legendaris itu. Sebut saja frontliner grup musik grunge Nirvana, Kurt Cobain, yang menyusul para seniornya seperti Jimi Hendrix, Janis Joplin, dan Brian Jones, eks pemetik bas The Rolling Stones.
Kematian mereka pun sama-sama menimbulkan spekulasi teori konspirasi lantaran kesamaan usia dan kasusnya. Sebagian penggemar mereka menyebut para musisi yang mati di usia 27 itu sebagai anggota Club 27.
Club 27 beranggotakan sejumlah legenda. Dari data yang dihimpun, jumlahnya mencapai 14 rocker. Di antara mereka adalah:
Kurt Cobain (Lead Vokal Nirvana)
Jimi Hendrix (Guitarist Legend)
Jim Morrison (Lead vokal The Doors)
Janis Joplin (Legenda Vokalis Blues)
Robert Johnson (Gitarist Blues)
Kristen Pfaff (Drumer Hole)
Ron Pigpen McKernan (The Grateful Dead)
Dave Alexander (The Stooges)
Johny Kid (Vokalis The Pirate)
Kami (Malice Mizer dari Jepang)
Mia Zapata (The Gits)
Peter Ham (Badfinger)
Dboon (Minuteman)
Di antara para legenda yang mati di usia 27 itu, ada dua kasus yang menimbulkan teori konspirasi paling menonjol, yaitu menyangkut kematian Kurt Cobain dan Brian Jones. Keduanya diduga mati akibat pembunuhan sistematis.
Hingga kini, spekulasi tentang pembunuhan Jones dan Cobain masih jadi bahan riset untuk pembuatan film dan penulisan buku yang cukup tersohor.
Pada kematian Jones, ia ditengarai dibunuh oleh pihak yang ingin menyingkirkannya. Tak terkecuali dua sahabat dekat yang awalnya justru direkrutnya ke The Rolling Stones, yakni vokalis Mick Jagger dan gitaris Keith Richards.
Jones sendiri sudah berkalang tanah hampir empat dasawarsa. Ia ditemukan tenggelam di kolam renang rumahnya di Hartfield, Sussex, Inggris. Menurut kesaksian Anna Wohlin, pacarnya, Jones masih menunjukan tanda-tanda kehidupan ketika diangkat dari air. Tapi, ketika dokter datang, Jones malah dinyatakan tewas di tempat.
Pada 2000, Wohlin menuding Frank Thorogood yang membangun rumah Jones sebagai pembunuhnya. Menurut Wohlin, Thorogood menunjukan sikap tak simpatik kepada Jones yang tengah sekarat. Dokter sendiri menyatakan pada jantung dan hati Jones terdapat kandungan narkoba dan alkohol.
Versi teori konspirasi lain lebih menggemparkan. Jones yang tewas beberapa saat setelah keluar dari Stones, sempat berselisih dengan Jagger dan Richards karena sering absen dari aktivitas grup musik itu. Termasuk pada sesi rekaman.
Kecurigaan menguat ketika di prosesi pemakaman anggota Stones yang hadir hanya Bill Wyman dan Charlie Watts. Jagger beralasan dilarang meninggalkan lokasi syutingnya di Australia. Richards beralasan tak ingin bertemu penggemar yang marah kepadanya akibat Jones keluar dari Stones.
Puncaknya adalah berembusnya isu bahwa Jones memang sengaja dikorbankan kepada setan. Sebab, saat itu Stones dituding sebagai pemuja setan menyusul single-nya yang bertajuk Sympathy for the Devil. Jones dikorbankan sebagai pembayaran atas kesuksesan Stones.
Pada kematian Cobain, teori konspirasi yang berkembang adalah ia dibunuh oleh Courtney Love, istrinya sendiri. Vokalis grup musik grunge perempuan Hole itu memang dalam posisi kurang menguntungkan.
Love saat itu tengah berselisih dengan Cobain yang berencana menceraikannya. Love dicurigai takut kehilangan warisan Cobain yang sedang berjaya.
Spekulasi lain menyebutkan, Cobain dibunuh oleh sejumlah pelaku industri rekaman yang banyak menaungi kepentingannya. Di antaranya adalah Geffen Records. Mereka, konon, sengaja membunuh Cobain demi menciptakan seorang rock hero baru.
Cobain ditemukan tewas di rumahnya di Lake Washington dengan sepucuk pistol di sampingnya. Analisis polisi mengungkap, Cobain bersembunyi di sudut flat, mengambil pistol, memasukkan benda itu ke ke mulutnya, dan dor...menekan pelatuknya.
Penggemar Cobain tak bisa menerima argumen itu. Apalagi, beberapa saat sebelum kematiannya, Cobain diketahui mengkonsumsi narkoba. Ia teler. Tak mungkin mampu menembak dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar