Bagi yang suka baca The Lord of the Rings (tidak termasuk saya..)pasti sudah tidak asing dengan nama yang satu ini. Turin Turambar adalah karakter rekaan JRR Tolkien. Pertama kali diperkenalkan dalam The Silmarillion, dia adalah seorang protagonis utama sekaligus anti hero dari novel The Children of Hurin. Di buku, Turin adalah seorang manusia dari Zaman Pertama (The First Age) Middle Earth, dimana keluarganya telah dikutuk oleh Morgoth sang penguasa kegelapan. Kisah mereka telah diceritakan dalam The Tale of The Children of Hurin atau Narn I Chin Hurin. Kabarnya buku ini bersama The Silmarillion akan diterbiitkan di Indonesia. Tapi entahlah, ditunggu sampai kiamat pun buku itu gak terbit-terbit juga. (_ _ll) So... Akhirnya saya akan membuat Summary’nya disini. Please enjoy..!!
Summary:
Turin dan helm'nya yang legendaris |
Dalam Battle of Unnumbered Tears, (Battle antara kaum Elf plus Human melawan pasukan kegelapannya Morgoth) Hurin, ayah Turin, ditangkap dan dikutuk oleh Morgoth bersama dengan keluarganya. Dor-Lomin, negeri Turin, diserang oleh kaum Easterling dibawah perintah Morgoth. Turin tinggal bersama ibunya, Morwen, yang menyembunyikannya dari para pendatang. Ia takut mereka akan membunuh Turin jika tau Turin adalah putra Hurin. Morwen pun mengirim Turin secara rahasia ke kerajaan Elf, Doriath di bawah perlindungan Grithnir dan Gethron. Morwen tinggal di Dor-Lomin sendirian, dan tidak lama setelah kepergian Turin ia melahirkan Nienor, adik Turin.
Turin dan para pendampingnya hampir sampai di Doriath namun mereka dijebak dan nyaris terbunuh. Untungnya seorang Elf bernama Beleg Strongbow menyelamatkan mereka dan membawa Turin ke Aula Menegroth. Raja Thingol mengadopsi Turin, mengingat perbuatan-perbuatan mulia yang dilakukan ayahnya dan juga hubungan kekerabatannya dengan Beren. Setelah dewasa, Turin menjadi salah satu kesatria paling termasyur dan dihargai karena keberaniannya. Ia berteman dekat dengan Beleg yang kini juga menjadi gurunya dalam ilmu pedang. Turin memutuskan memusatkan kekuatannya untuk melawan Morgoth, berharap semua itu dapat membalaskan dendam keluarganya. Thingol menobatkannya sebagai salah satu ksatria pedang. Bersama Beleg, Turin pun berkeliling negeri untuk melawan Orcs. Ia selalu membawa pedang, dan sebagai tambahan ia selalu memakai The Dragon- Helm of Hador (helm berukiran naga). Jadi, para orc yang melihatnya akan berlari ketakutan.
Saat berusia 20 tahun, Turin secara tidak sengaja menyebabkan kematian Saeros, salah satu penasehat Thingol. Turin marah karena Saeros menghinanya serta merendahkan kedua orang tuanya yang mortal. Ia pun melukai Saeros dengan cara melemparkan piala ke wajah pria itu. Merasa geram, Saeros menyergap Turin secara tiba-tiba di tengah hutan. Namun Turin balik melawan dan mengejar Saeros dengan pedang terhunus. Saeros yang ketakutan lari ke arah jurang. Disana dia tersandung dan jatuh dari tebing hingga menemui ajalnya.
Takut akan hukuman, Turin melarikan diri dari Doriath meskipun Raja Thingol telah memaafkannya. Akhirnya Raja pun mengutus Beleg untuk mencari Turin. Sadar dirinya dicari, Turin melarikan diri ke belantara dan bertemu dengan gerombolan perampok bernama Gaurwaith, yang bertempat tinggal di hutan belakang sungai Taeglin. Turin pun bergabung dengan mereka setelah lebih dulu membunuh salah satu ksatria terbaik diantara para perampok. Setelah satu tahun, Turin telah tumbuh menjadi pemimpin mereka dan mendapat gelar “The Best Man” diantara para perampok. Segera Beleg menemukan Turin di belantara. Ia membujuk Turin untuk kembali ke Doriath namun Turin tidak mengindahkannya. Kemudian, kelompok Turin berhasil menangkap Mim si kurcaci. Untuk menyelamatkan hidupnya, Mim terpaksa menampung para perampok itu di tempat tinggalnya, Bukit Amon Rudh. Beleg kembali menemui Turin sambil membawa helm naga Turin, sehingga area disekitar Amon Rudh pun dikenal dengan nama Dor-Cuarthol, “The Land of Bow and Helm”. Banyak kesatria bergabung dengan mereka sehingga wilayah barat Beleriand pun bersih dari kejahatan dibawah pimpinan “Two Captains”, Beleg dan Turin.
Kematian Beleg seperti yang diilustrasikan oleh Ted Nasmith |
Namun, dengan memakai helm tersebut Turin telah mengungkapkan identitasnya kepada Morgoth yang kemudian mengirim pasukan untuk menyerang Amon Rudh. Mereka menangkap Mim si kurcaci dan memaksanya untuk menunjukkan tempat persembunyian Turin. Dalam penyergapan itu Turin tertangkap dan semua anak buahnya terbunuh kecuali Beleg dan Andvir. Beleg mengikuti para Orc hingga tiba di hutan. Disana dia betemu dengan Gwindor, seorang Elf yang melarikan diri dari Angband. Bersama, mereka menyelamatkan Turin dari cengkraman para Orc. Turin berhasil selamat, namun petaka baru bermunculan. Ketika Beleg hendak melepaskan ikatan Turin, Ia tidak sengaja menikam kaki Turin dengan pedangnya, Anglachel. Turin yang baru saja sadar dari pingsan (dan karena saat itu malam sangat gelap) mengira Beleg adalah Orc yang datang untuk menyiksa dirinya. Ia pun mengambil pedang dan membunuh Beleg.
Sadar akan kesalahannya, Turin amat sedih dan berduka. Kini ia telah kehilangan teman terbaiknya namun Gwindor masih bersamanya. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Nargothrond, negeri asal Gwindor. Kini, selepas kepergian Beleg, Gwindor memberikan Anglachel, pedang hitam milik Beleg kepada Turin. Turin menerimanya dan mengubah nama pedang itu menjadi Gurthang,”Iron of death”. Turin tidak mengungkapkan namanya yang sebenarnya kepada orang-orang sehingga ia mendapatkan julukan baru dan dikenal sebagai Morwegil atau “The Black Sword of Nargothrond” karena ia selalu membawa Gurthang. Gwindor yang sudah lama ditahan Morgoth merasa bahagia karena akhirnya ia bisa bersua kembali dengan kekasihnya, Finduilas, yang juga merupakan putri Raja Orodreth. Namun sayang, Finduilas keburu jatuh cinta pada Turin, meskipun Turin tidak pernah membalas perasaannya.
Dalam waktu singkat, Turin telah menjadi orang paling berpengaruh di Nargothrond. Ia menjadi ketua dewan penasehat Raja dan menyarankan para Elf untuk melawan Morgoth secara terang-terangan. Ia pula yang mencetuskan ide membuat jembatan raksasa antara gerbang-gerbang Nargothrond serta mengatur pembersihan wilayah antara sungai Sirion dan Falas dari para musuh. Karena seluruh kejayaan yang diperolehnya, Turin jadi sombong. Ia tidak mengindahkan nasehat Vala Ulmo untuk menghancurkan jembatan itu dan kembali berperang secara rahasia. Akhirnya semua kejayaan itu berbalik menyerang dirinya. Morgoth mengirimkan pasukan besar di bawah pimpinan Naga Glaurung untuk menyerang Nargothrond. Turin pun mendesak Orodreth untuk mengerahkan pasukan dan bertarung secara terbuka. Selama terjadinya Battle of Tumhalad, kekuatan Nargothrond dihancurkan dan Orodreth tewas. Jembatan yang dibangun Turin telah menolong pasukan Morgoth untuk menguasai benteng dan menyeberangi sungai Narog. Turin bertarung dengan gagah berani. Sendirian ia berhasil menahan Glaurung. Namun Gwindor terluka parah dan tidak dapat ditolong. Sebelum kematiannya, Gwindor meminta Turin untuk menyelamatkan Finduilas, sebab hanya dia yang bisa menyelamatkan Turin dari bencana.
Turin pun segera beraksi, menyelamatkan penduduk Nargothrond dan mencari Finduilas. Namun sayang, ia keburu terpikat oleh pandangan Glaurung yang maha dahsyat sehingga hanya bisa berdiri mematung. Finduilas yang diseret menjauh dari arena pertempuran oleh para pasukan berusaha memanggil Turin, namun Turin mengacuhkannya. Ia telah dihipnotis oleh Glaurung. Sang naga menipunya agar percaya kalu Morwen dan Nienor sedang dalam bahaya. Turin yang termakan hasutan pergi meninggalkan Finduilas untuk mencari keluarganya.
Sesampainya di Dor-Lomin, Turin mendapati rumahnya telah kosong. Kecewa, Ia pergi mencari Brodda, pemimpin kaum Easterling, sebab sekarang Dor-Lomin telah dikuasai bangsa Easterling. Turin disambut oleh Aerin, istri Brodda yang mengatakan bahwa Morwen telah meninggalkan Dor-Lomin sejak sebelum keruntuhan Nargothrond. Dalam kemarahannya, Turin membunuh Brodda dan para pengikutnya serta membangkitkan pemberontakan. Ketika Turin pergi, Aerin membakar dirinya hidup-hidup. Sisa-sisa kaum Hador pun mendapatkan imbasnya. Mereka diburu dan diperlakukan lebih kejam daripada sebelumnya (Yuphhh..... terima kasih untuk Turin dan kepalanya yang cepat mendidih itu. ==a)
Selanjutnya, Turin mencoba mencari Finduilas dan mengikuti jejaknya sampai ke hutan Brethil. Namun ia datang terlambat. Finduilas telah terbunuh oleh para Orc. Mendengar kabar duka itu, kesedihan menghantam Turin. Ia berduka (beberapa sumber mengatakan dia menangis, tapi saya rasa kata “berduka” lebih terdengar natural) di depan pusara Finduilas, penyesalan menggerogoti hatinya. Ia memanggil dirinya sendiri Turambar, “Master of Doom” atau “Pembawa Bencana”.
Turin pindah ke Ephel Brandir, tempat tinggal kaum Heleth. Pemimpin mereka adalah Brandir si Pincang yang mencoba melindungi rakyatnya secara rahasia. Disana Turin mencoba hidup normal dan menjadi manusia biasa. Ia berhenti menggunakan Gurthang dan lebih suka menggunakan busur dan anak panah. Morwen dan Nienor yang mendengar kabar kekalahan Nargothrond merasa sangat cemas. Mereka dengan tergesa-gesa pergi mencari Turin dengan ditemani sepasukan kecil Elf. Glaurung, yang kini tinggal di reruntuhan Nargothrond, bersembunyi di dalam sungai ketika kabut turun dan menjebak pasukan. Morwen hilang, namun Nienor bertemu dengan sang naga dan dimantrai olehnya, membuatnya hilang ingatan. Turin menemukan Nienor di kuburan Finduilas dalam keadaan bugil. Ia menolak berbicara dan tidak bisa mengingat apapun tentang dirinya. Akhirnya, Turin membawa Nienor pulang dan memanggilnya Niniel. Lambat laun kedua orang ini saling jatuh cinta. Turin melamar Nienor untuk menikah dengannya, berjanji untuk tidak akan berperang lagi kecuali untuk melindungi Nienor. Akhirnya Nienor menerima lamaran Turin dan mereka pun menikah.
Turin vs Glaurung |
Tak lama setelah mereka menikah, Turin melanggar janjinya untuk tidak berperang. Glaurung dan pasukan Orc’nya kembali mengusik ketenangan Brethil hingga Turin terpaksa harus mengangkat pedangnya lagi dan bertarung. Ia memutuskan untuk menghadang naga ketika dia melintasi jurang dan mencoba menikamnya dari bawah. Turin membawa dua pasukan bersamanya, Dorlas dan Hunthor. Namun pasukan pertama melarikan diri dan pasukan lainnya terbunuh oleh batu. Turin sendiri berhasil menikam Glaurung dengan Gurthang namun ia terluka oleh racun yang berasal dari darah naga dan jatuh pingsan. Ketika Nienor datang mencari Turin, Glaurung, dengan kata-kata terakhirnya menarik semua mantra dan kutukan yang diberikannya pada Nienor. Nienor ingat segalanya, siapa dia sesungguhnya dan menyadari kalau Turin yang ia nikahi adalah saudara kandungnya sendiri. Putus asa (dan mungkin juga karena malu atas apa yang ia lakukan), Nienor menjatuhkan dirinya ke jurang dan tewas. Brandir menyaksikan semua itu. Ketika Turin tersadar dari lukanya, ia memberitahukan semua yang ia tahu kepada Turin. Menolak untuk percaya dan dalam kemarahan atas takdirnya yang tidak bersahabat, Turin membunuh Brandir dan berlari dalam kegilaan menuju kuburan Finduilas. Dalam keputus-asaan, Ia pergi ke Cabed-en-Aras dan mengakhiri hidupnya sendiri di ujung Gurthang.
Turin dimakamkan di sebuah bukit dekat tepi Cabed-en-Aras bersama dengan Gurthang yang telah patah. Sebuah batu besar diletakkan di atas makam yang mana diatasnya tertulis dalam aksara Doriath:
TURIN TURAMBAR DAGNIR GLAURUNGA
NIENOR NINIEL
Meskipun nama Nienor tertulis di batu nisan, jasad Nienor tidak dikuburkan disana. Sebab dalam kenyataannya jasad Nienor tidak pernah ditemukan.
Dua tahun kemudian, Morwen dan Hurin (yang dibebaskan oleh Morgoth setelah kematian Turin) bertemu di tempat itu untuk terakhir kalinya. Tidak lama setelah pertemuan yang amat singkat itu Morwen meninggal. Bukit itu selamat dari kehancuran saat War of the Wrath dan tidak ikut hilang saat Baleriand tenggelam. Di masa depan, bukit itu berubah menjadi sebuah pulau, Tol Morwen, yang merupakan salah satu pulau di luar pantai Middle Earth.
****
One Love till THE END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar