Benarkah praktek kanibalisme pernah
terjadi dalam Perang Salib? Atau ini hanya sebuah taktik dan strategi
dalam perang psikologis, antisipasi perang berikutnya.
Sejak dahulu hingga sekarang, kanibalisme masih
tetap ditemukan disebagian daerah terpencil, bahkan di negara maju
sekalipun praktek mengkonsumsi tubuh manusia masih terus dijalankan.
Diabad ke-2 Masehi, budaya Yunani merekomendasikan darah manusia sebagai
bagian dari obat ampuh, dan hal ini terus dilakukan hingga abad ke-20.
Pada abad ke-16, Kanibalisme bukan hanya menghiasi cerita-cerita klasik mental Eropa, tetapi mayat merupakan obat ampuh
setiap hari yang dikirim orang-orang Spanyol ke Inggris. Bubuk mumi
diimpor dari Mesir dan dicampur kedalam resep obat penyakit tertentu,
pada kasus ini obat atau penawar penyakit belum ditemukan. Tetapi lama
kelamaan praktek ini diperluas dengan adanya penyediaan daging, kulit,
tulang, darah, lemak dan urin dari mayat. Potongan-potongan ini biasanya
diperoleh dari mayat penjahat yang dihukum mati, ataupun digali dari
kuburannya secara ilegal.
Sejak saat itu, Kanibal masuk kedalam sastra Inggris yang diambil dari kata Spanyol ‘Canibales‘, kata-kata yang sama digunakan Cristopher Colombus
dalam catatan harian perjalanannya untuk menggambarkan penduduk asli
pulau Karibia, dimana mereka diceritakan sebagai pemakan manusia.
Praktek Kanibalisme Dalam Perang Salib
Bukti yang ditemukan di Eropa, bukti
fosil tertua tentang adanya praktek kanibalisme, dan ini pernah
diungkapkan dalam artikel Science tahun 1999, ahli paleontologi Prancis
menyatakan bahwa tulang belulang Neanderthal berusia 100,000 tahun yang
ditemukan pada sebuah gua Moula-Guercy (Prancis) telah dirusak kaum
Neanderthal lainnya untuk mengekstrak sumsum dan otak. Selain itu juga
ditemukan tanda adanya rahang bawah dan tulang paha, diprediksi bahwa
lidah dan daging paha dikonsumsi mereka.
Kanibalisme
yang terjadi di Moula-Guercy bukanlah insiden yang terisolasi pada
zaman prasejarah. Seperti yang kita lihat dalam beberapa dekade
terakhir, banyak peneliti membuktikan bahwa Neanderthal terus menerus
saling membunuh untuk dikonsumsi hingga spesis mereka menghilang. Bahkan
penemuan di gua El Sidron (Spanyol) telah ditemukan fosil keluarga
besar terdiri dari 12 individu yang telah terpotong-potong, dikuliti dan
kemudian dimakan oleh spesis yang sama (Neanderthal) sekitar 50,000
tahun yang lalu.
Kanibalisme sudah ada jauh sebelum priode Homo Sapiens,
dimana mereka juga terlibat praktek kanibalisme. Tetapi tanggapan ini
masih menjadi perdebatan meskipun sangat jelas bahwa mereka melakukan
praktek kanibalisme. Bukti-bukti yang ditemukan tampaknya masih kurang,
dan praktek kanibalisme mungkin terjadi di komunitas awal manusia
pemburu dan pengumpul, meskipun dalam peneitian lain menemukan tulang
rahang Neanderthal yang mungkin dibantai oleh manusia purba.
Banyak referensi tindakan kanibalisme
tertuang diberbagai catatan sejarah dan keagamaan, contohnya catatan
memasak daging manusia yang dijual di pasar Inggris pada abad
pertengahan, abad ke-11 ketika terjadi bencana kelaparan. Praktek
kanibalisme yang nyata bisa dilihat dalam sejarah dunia berlangsung
selama Perang Salib yang dilakukan tentara Eropa.
Beberapa alur cerita pertama kali menyebutkan praktek kanibalisme pada tahun 1098 setelah pengepungan dan penaklukan Ma’arra dikota Suriah, tentara Kristen memakan daging Muslim setempat.
Tetapi fakta kebenaran tidak jelas,
beberapa penulis sejarah menyatakan bahwa mayat-mayat muslim tersebut
diam-diam dikonsumsi untuk menghindari kelaparan dan tanpa otorisasi
dari pimpinan militer. Ada juga pendapat lain yang membuktikan bahwa
kanibalisme Perang Salib dilakukan dengan persetujuan rahasia dari
atasan militer yang ingin menggunakan cerita adanya tindakan barbar. Hal
ini semata-mata sebagai taktik untuk menakut-nakuti sekaligus strategi
psikologis dalam pertempuran Perang Salib selanjutnya.
Setelah Perang Salib,
masyarakat Eropa merasa tidak nyaman dengan praktek kanibalisme yang
terjadi di Ma’arra. Kanibalisme yang terjadi di Ma’arra dianggap tidak
sesuai dengan citra Eropa. Di abad pertengahan, musuh non militer
(pemuka agama) biasanya digambarkan sebagai kanibal atau raksasa,
penyihir, Yahudi, dan orang-orang kafir yang dibayangkan haruslah
kanibal.
Jadi, dalam penggambaran Kristen Eropa
di abad pertengahan (abad ke-12), Kanibalisme sebenarnya tidak bisa
diartikan seperti pemikiran sebenarnya, tidak terlepas daripada taktik
dan strategi perang psikologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar