Jumat, 24 Mei 2013

Kejadian Aneh, Korban Tewas Tak Masuk Sekolah Tapi Terlihat Di Sekolah

Kejadian Aneh

Gara-gara telepon seluler (ponsel), empat warga yang berasal dari satu keluarga (ayah, dua anak, dan paman), tewas dalam sumur.

Peristiwa terjadi di Dusun Fatuatis, Desa Leosama, Kecamatan Kakulukmesak, Jumat (11/1/2013) sekitar pukul 12.45 WITA. Para korban adalah Nikodemus Leto Bau (42/ayah), Adriana Ili Mau (anak, siswa SD), Adrianus Tae Mali (anak, siswa SMP), dan Theodorus Subani (paman kandung para korban).
Kejadian Aneh Ponsel Maut "Korban Tak Masuk Sekolah Tapi Terlihat Di Sekolah"

Kejadian ini bermula ketika Adriana Ili Mau ke sumur di belakang rumah, hendak menimbah air.
Saat itu Adriana membawa sebuah ponsel. Rupanya, Adriana meletakkan ponsel di bibir sumur, sehingga jatuh ke dasar sumur. Adriana mencoba masuk ke dalam sumur berkedalaman sembilan meter, namun nahas menimpanya, ia tewas di dasar sumur.
Sang ayah, Nikodemus Leto Bau, menyangka Adriana jatuh ke dalam sumur, ia pun menyusul menolongnya. Nikodemus pun masuk ke dalam sumur, dan langsung tewas.

Anak bungsu korban berusia sekitar tiga tahun yang kebetulan bermain di halaman belakang, melihat ayahnya jatuh ke sumur. Ia kemudian mengabarkan kepada mamanya yang tengah duduk bersama korban lain, Theodorus Subani (paman kandung korban) di dalam rumah.

Sementara anak sulung korban, Adrianus Tae Mali (siswa SMP) yang juga kebetulan ada di rumah, panik dan lari ke sumur untuk menyelamatkan adik dan ayahnya, namun mengalami nasib yang sama, terjun bebas ke dalam sumur hingga tewas.
Paman kandung para korban, Theodorus Subani, juga menyusul para korban masuk dalam sumur, berusaha menolong tapi tidak kuat menarik para korban ke atas, hingga akhirnya terjun bebas juga ke dalam sumur


Kejadian Aneh

Adrianus Ta Mali, anak sulung yang juga korban 'ditelan sumur maut' sebelum hari Jumat (11/1/2013) sempat mimpi melihat empat peti mati berwarna merah di halaman rumah mereka. Mimpi itu mengulurkan niat Adrianus untuk ke sekolah, dan ia memilih tinggal di rumah.

Tidak hanya itu, sehari sebelumnya ada tanda lain di kediaman para korban, ayam tiga ekor milik mereka pagi hari saat turun dari pohon berturut-turut terbang masuk ke dalam 'sumur maut' langsung mati.
Kejadian Aneh Ponsel Maut "Korban Tak Masuk Sekolah Tapi Terlihat Di Sekolah"

Ada kejadian aneh lain yang diceritakan guru kelas Adrianus Tae. Pada Jumat (11/1/2012), wali kelasnya mengadakan absensi di ruang kelas dan yang bersangkutan hadir.
Begitupun pihak sekolah yang menagih uang Rp 10.000 untuk dikumpulkan ke wali kelas, ungkap Rofinus, Adrianus juga kumpul. Padahal, sejak pagi hari Adrianus tidak masuk sekolah karena mimpi buruk melihat peti mati tersebut.

“Ini kan aneh, masa guru absen Adrianus ada dalam kelas, sementara hari itu dia tidak masuk kelas. Makanya para guru heran kenapa diabsensi Adrianus angkat tangan di dalam ruang kelas, sementara siang harinya dia meninggal di dalam sumur. Inilah kejadian aneh yang menimpa keluarga korban ini,” tutur Kepala Desa Leosama, Rofinus Mau Leto
Kejadian Aneh Ponsel Maut "Korban Tak Masuk Sekolah Tapi Terlihat Di Sekolah"


Kejadian Aneh

Kapolsek Kakulukmesak, Ipda Albino da Costa mengatakan, proses evakuasi korban dari dasar sumur menggunakan tali yang dikaitkan dengan besi yang dibuat menyerupai pancing.

Pasalnya, tim penolong dari jajaran Polres Belu tidak bisa turun ke dalam sumur karena ada gas beracun. Bukti adanya gas beracun itu diketahui ketika anggota menurunkan empat kali lampu pelita, dimana masih di pertengahan sumur, api padam. Untuk itu, diputuskan mengangkat para korban menggunakan sistem manual, di mana mencari anggota tubuh yang bisa dikaitkan barulah diangkat ke atas permukaan sumur.

Kejadian Aneh Ponsel Maut "Korban Tak Masuk Sekolah Tapi Terlihat Di Sekolah"


Kejadian Aneh

“Memang di dalam sumur terdapat gas beracun. Makanya ketika para korban turun menggunakan tangga yang selama ini tertempel di dinding sumur, tidak bisa sampai di dasar sumur dan langsung terjerembab karena kehabisan oksigen. Kita tentu prihatin dengan peristiwa tragis ini. Kami dari Polsek akan siaga bilamana keluarga korban membutuhkan bantuan untuk memperlancar proses,” kata Albino.

Pantauan Pos Kupang, mayat para korban tidak bisa dimasukan dalam rumah. Pasalnya, sesuai adat kebiasaan di Belu, apabila seseorang meninggal tidak wajar maka di tempatkan di luar rumah.
Para tua adat harus mengadakan upacara adat menolak bala agar kasus serupa tidak lagi menimpa keluarga yang masih hidup. Ratusan pelayat mendatangi rumah korbana memberikan dukungan moril pada sang istri korban dan anaknya yang bungsu. Ratap tangis dari para kerabat tak terbendung ketika melihat empat sosok mayat dibaringkan di luar rumah beratapkan terpal.

Diberitakan sebelumnya, gara-gara hand-phone (HP), empat warga dalam satu keluarga (ayah, dua anak dan paman kandung) di Dusun Fatuatis, Desa Leosama, Kecamatan Kakulukmesak, Jumat (11/1/2013) sekitar pukul 12.45 Wita terjun bebas dalam sumur hingga tewas.

Kejadian Aneh: Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan - Bingung mau memberi judul apa, karena sangat membingungkan dan kejadianya sangat kebetulan sekali, Cerita tentang anggota militer Inggris, bernama Mayor Summerford, pada bulan Februari 1918, dia tersambar petir ketika bertugas di Flanders, setelah kejadian itu Mayor Summerfold mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Ketika dia pindah ke Vancauver, petir kembali menyambarnya ketika dia sedang menyusuri pinggiran sungai dengan kursi rodanya pada tahun 1924, dua tahun kemudian dia meninggal. Peristiwa selanjutnya terjadi pada tahun 1930, ketika badai petir menghancurkan batu nisannya.

Jika nama anda Jean Marie Dubarry, lebih baik anda jangan menjadi orang Prancis

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Pada tanggal 13 Februari 1746, Jean Marie Dubarry di eksekusi ditiang gantungan, karena terbukti membunuh bapak kandungnya. 100 tahun kemudian 13 Februari 1846, Jean Marie Dubarry yang lain, juga dieksekusi ditiang gantungan karena kejahatan yang sama.

Kematian Raja Umberto I

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Pada tanggal 28 juni 1890, Raja Umberto dari Italia makan malam disebuah restoran di Monza, dia sangat terkejut mengetahui pemilik restoran itu sangat mirip dengan dirinya, dan juga bernama Umberto, lebih mengejutkan lagi Pemilik restoran itu memiliki istri bernama Margherita, sama seperti nama sang Ratu, fakta mengejutkan lain restoran ini berdiri pada hari yang sama dengan penobatan Raja Umberto sebagai raja Italia. Satu lagi fakta menarik, Baik Raja Umberto dan pemilik restoran dilahirkan pada hari dan tahun yang sama, 14 maret 1844.

Pada tanggal 29 juli 1900, Raja Umbert mendapat informasi, Umberto sang pemilik restoran terbunuh oleh penembak misterius. Beberapa jam kemudian, Raja Umberto dibunuh dalam suatu kerusuhan, dia di tembak empat kali oleh Gaetano Bresci di monza.

Petir Mengejar Hingga Tiga Generasi

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Pada tahun 1899, orang-orang terkejut ketika seorang laki laki tewas oleh sambaran petir di tengah-tengah keramaian Taranto square, tigabelas tahun kemudian, anak laki-lakinya tewas tersambar petir di tempat yang sama. Pada 8 oktober 1949, cucu dari korban pertama sekaligus anak dari korban kedua, tewas terbunuh dengan cara yang sama.

Mark Twain dan Komet Halley

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Publik mengenalnya dengan nama Mark Twain, Samuel Langhorne Clemens adalah nama sebenarnya dari tokoh kita kali ini. Mark Twain lahir pada tanggal 30 November 1835 ketika komet Halley melintas di dekat Bumi, dan meninggal ketika komet Halley melintasi bumi 75 tahun kemudian, pada tanggal 21 april 1910. Peristiwa kebetulan luar biasa ini diulas oleh "the father of American literature" yang bahkan mengatakan, jika komet Halley datang lagi tahun depan, pasti Mark Twain akan muncul lagi bersamanya.

Insiden yang Terjadi Menyerupai Cerita Novel

Kematian Yang Berulang-Ulang Yang Sangat Kebetulan
Pada tahun 1889, sebuah novel "Futility" ditulis oleh Morgan Robertson. Tidak ada yang istimewa dari novel ini, sampai pada tahun 1911, ketika kapal mewah Titanic tenggelam, pembaca novel ini menemukan kebetulan yang sangat luar biasa. Novel itu menceritakan sebuah perjalanan transatlantik pertama kapal mewah bernama Titan, ketika sebuah gunung es menenggelamkannya, pada bulan yang sama seperti tenggelamnya kapal Titanic. Bahkan penumpang dan perahu penyelamat sama persis jumlahnya.

Setelah peristiwa itu, Morgan Robertson menulis novel berjudul "Beyond the Spectrum" menceritakan tentang perang masa depan, dengan pesawat besar dan bom-bom dahsyat. Kemudian pada tahun 1941 pasukan Jepang mengobarkan perang Pasifik, setelah menyerang Pearl Harbour di Hawai, dengan pesawat dan bom seperti yang dilukiskan Morgan Robertson dalam novelnya.


Minggu, 19 Mei 2013

Danau Berisi 500 Tengkorak di India

img

Uttarakhand - Di dunia, banyak sekali destinasi yang sangat terkenal dengan misterinya. Begitu juga dengan Danau Skeleton di Uttarakhand, India. Danau ini terkenal dengan penemuan 500 tengkoraknya yang begitu misterius.

Pada tahun 1942, seorang penjaga hutan di Uttarakhand, India menemukan hal yang sangat misterius di Danau Skeleton. Danau ini berada pada ketinggian 16.000 mdpl. Lembah kecil ini memiliki air yang berasal dari cairan es Pegunungan Himalaya, seperti yang dilihat dari situs resmi Danau Skeleton, Rabu (15/1/2013).

Saat air masih membeku, danau ini memang terlihat biasa-biasa saja. Tapi setelah es mulai mencair, terlihat sesuatu yang sangat aneh. Ada banyak tengkorak di danau ini. Jumlahnya tidak main-main, ada sekitar 500 tengkorak.


img


Saat ditemukan, tengkorak tersebut terlihat berantakan. Ada yang di tengah, di dasar, dan di tepi danau. Banyak orang yang beranggapan bahwa telah terjadi pembunuhan massal di sini.

Asumsi lainnya kemudian muncul, bahwa tengkorak tersebut adalah para tentara Jepang yang meninggal karena ingin menyusup ke wilayah India. Lalu Inggris menugaskan tim untuk menginvestigasikan kebenaran dan asal-usul tengkorak tersebut. Para ilmuwan mengatakan, tulang, daging, dan rambut yang masih menempel di tengkorak menandakan bahwa ternyata tengkorak tersebut bukanlah para tentara Jepang yang meninggal.

Bertahun-tahun, banyak orang yang bertanya-tanya tentang misteri tengkorak tersebut termasuk para traveler. Tapi kemudian, titik terang mulai terlihat setelah pada tahun 2004 para ilmuwan datang untuk meneliti.

Ternyata, 500-an tengkorak tersebut ada 2 jenis. Hal itu dibuktikan dari tes DNA yang dilakukan para ilmuwan. Jenis yang pertama adalah manusia dengan badan yang cukup tinggi. Belakangan diketahui mereka adalah para traveler yang ingin berziarah ke India lewat jalur Himalaya. Jenis yang kedua adalah warga setempat, terlihat dari postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi.

Anehnya, semua tengkorak yang ditemukan ternyata mati dengan cara yang sama. Ada luka bekas pukulan di kepala dan pundak mereka. Luka tersebut bukan dari senjata, tapi dari sesuatu yang berbentuk bulat. Lalu, apakah mereka dibunuh oleh sekelompok orang?

img

Jawabannya adalah tidak. Ternyata, mereka mati karena tertimbun bola es. Secara mengejutkan, bola-bola es berukuran besar menggelinding dari puncak gunung. Traveler dan penduduk asli di Danau Skeleton kemudian menyelamatkan diri mereka di lembah ini. Karena tidak adanya penghalang, akhirnya mereka tertimbun hidup-hidup di sini. Hiii!

Tetapi, kisah seram tersebut ternyata tidak menyurutkan para traveler untuk datang kembali. Selain karena misterinya, Danau Skeleton juga menjadi tempat favorit wisatawan yang ingin mendaki gunung di kawasan Uttarakhand. Kawasan ini dikenal memiliki pemandangan yang indah. Di beberapa tempat juga terdapat salju abadi. Anda berani?


img